
Krisis Persik Kediri U20 di EPA Super League U20 2025–2026 Grup A semakin dalam. Setelah serangkaian hasil buruk, Macan Muda Kediri kembali menelan kekalahan telak pada laga terbaru mereka melawan Bhayangkara Presisi Lampung FC U20. Pertandingan yang digelar akhir pekan ini berakhir dengan skor mencolok 10–0, menjadi kekalahan terbesar Persik U20 sejauh musim ini berlangsung.
Sejak menit awal Persik U20 terlihat tidak mampu mengimbangi intensitas permainan lawan. Bhayangkara U20 mencetak gol demi gol tanpa perlawanan berarti: gol pada menit 11’, 20’, 32’, 40’, dan 44’ membuat babak pertama berakhir dengan kedudukan 5–0. Alih-alih memperbaiki keadaan, Persik justru semakin goyah di babak kedua. Gol tambahan pada menit 68’, 69’, 74’, 79’, dan 80’ memastikan skor akhir 10–0, memperlihatkan betapa timpangnya kualitas kedua tim.

Hasil ini semakin menegaskan bahwa Persik Kediri U20 adalah tim dengan performa terburuk di Grup A. Mereka kini telah menjalani sembilan pertandingan tanpa meraih satu pun poin, dengan rekor 0 kemenangan, 0 seri, dan 9 kekalahan.
Kelemahan Persik U20 begitu terlihat di semua sisi permainan:
- Lini pertahanan rapuh, kehilangan konsentrasi, dan mudah ditembus.
- Organisasi permainan buruk, antar lini tidak terhubung.
- Minim kreativitas, serangan tidak terstruktur dan tanpa variasi.
- Tidak terlihat strategi yang jelas, membuat pemain kerap kebingungan dalam mengambil keputusan.
Secara total, Persik U20 kini telah kebobolan 29 gol, ditambah 10 gol dari laga ini menjadi 39 kebobolan jika digabungkan (meski tabel klasemen belum diperbarui). Produktivitas mereka pun paling rendah, hanya mencetak 2 gol selama musim berjalan.
Dengan selisih gol –27 pada klasemen sebelum pertandingan ini, kekalahan 10–0 membuat situasi Persik U20 semakin memprihatinkan dan memperlebar jurang dengan tim-tim di atasnya. Bahkan tim-tim papan bawah lain seperti PSBS Biak U20 dan Arema U20 sudah mengumpulkan kemenangan, sementara Persik masih kesulitan untuk sekadar bertahan dari tekanan lawan.
Musim masih panjang, namun tanpa perubahan besar dalam pendekatan taktik, disiplin bertahan, dan kesiapan mental, Persik Kediri U20 berpotensi menutup kompetisi ini dengan rekor terburuk di EPA Super League U20.
Kini, tekanan ada pada manajemen dan staf pelatih. Evaluasi menyeluruh bukan hanya diperlukan—namun wajib dilakukan jika Persik ingin menghindari musim yang benar-benar kelam.


