Persik Kediri U20 terus menjadi sorotan negatif pada EPA Super League U20 2025–2026 Grup A. Hingga pekan kesembilan, Macan Muda bukan hanya berada di posisi juru kunci, tetapi juga tampil sebagai tim dengan performa paling lemah di seluruh aspek permainan. Dari sembilan laga yang dijalani, mereka belum mengoleksi satu poin pun dan menelan sembilan kekalahan beruntun, sebuah catatan kelam yang menunjukkan betapa buruknya kondisi tim saat ini.
Kelemahan Persik U20 terlihat dari segala sisi: serangan, pertahanan, transisi, hingga organisasi permainan. Tim ini tampil seperti kehilangan arah di lapangan, sering kali turun bertanding tanpa pola permainan yang jelas. Alur serangan mereka mudah dipatahkan, sementara lini belakang kerap tampil kacau, membuka ruang bagi lawan untuk mencetak gol dengan mudah.
Hasilnya, Persik U20 hanya mampu mencetak dua gol sepanjang kompetisi, sekaligus menjadi tim dengan produktivitas terburuk di grup. Sebaliknya, mereka menjadi tim dengan jumlah kebobolan terbanyak, yakni 29 gol, atau rata-rata tiga gol lebih setiap pertandingan. Catatan selisih gol –27 menjadikan mereka tim dengan statistik defensif terburuk sejauh ini.
Performa buruk ini semakin terasa karena Persik U20 tampak turun ke lapangan tanpa strategi yang matang. Pola permainan tidak terlihat, koordinasi antarlini sering terputus, dan kemampuan membaca pertandingan sangat minim. Di banyak momen, pemain tampak kebingungan menentukan arah serangan maupun cara mengantisipasi tekanan lawan. Hal ini membuat mereka menjadi tim paling mudah ditembus di Grup A.
Situasi kontras terlihat dibandingkan dengan tim-tim papan bawah lainnya seperti PSBS Biak U20 atau Arema U20. Meskipun sama-sama mengalami periode sulit, kedua tim tersebut masih mampu meraih kemenangan. Sementara Persik, dengan performa menyeluruh yang lemah dan tanpa arah permainan, masih nihil poin.
Musim belum berakhir, namun jika tidak ada pembenahan menyeluruh dalam strategi, mental, dan kualitas permainan, Persik Kediri U20 berpotensi menutup kompetisi ini sebagai tim dengan performa terburuk.
Kini tekanan besar berada di pundak staf pelatih dan manajemen untuk membawa Persik U20 keluar dari keterpurukan. Tanpa perubahan strategi dan struktur permainan yang signifikan, kebangkitan tampaknya masih jauh dari kenyataan.


